Kamis, 06 Februari 2014

Energy Bars

Si Pengganti yang Sempurna
Sosoknya memang praktis dan menyenangkan: tinggal ambil sebungkus, buka, kunyah, kenyang, dan.... Anda kembali bertenaga. Kapan Anda membutuhkannya?

Apa yang dilahap seorang atlet sesaat sebelum bertanding? Nasi rames lengkap? Waaaahh.... mana bisa bergerak, begitu mungkin pikir Anda. Atau hanya permen karet seperti para pebasket NBA? Yang ini memang lebih mungkin,.... tapi apa nggak lemas, cuma makan permen? Bagi para atlet, 'kunyahan' paling populer sebelum bertanding ternyata hadir dalam makanan batangan yang juga lazim disebut dengan energy bar.




Angelique Widjaja, petenis papan atas indonesia, kabarnya termasuk pengguna makanan batangan ini, meski tidak fanatik. "Kalau pas sedang tidak sempat makan dan mesti bertanding, Angie memang biasa memakan energy bar. Daripada makan berat, 'kan kurang bagus untuk pencernaan. Tapi, Angie belum menjadikannya ritual atau keharusan," begitu kata managernya, Virginia Rusli. Belakangan, bukan saja orang-orang sejenis Angie yang memanfaatkan energy bar. Mereka yang non-atlet juga mulai menjadikan energy bar sebagai santapan alternatif.


Makanan Sempurna?
Saat 'diciptakan' sekitar 15 tahun lampu, di Berkeley, California, oleh seorang pelari maraton olimpiade dan istrinya yang ahli nutrisi, energy bar memang ditargetkan untuk mereka yang aktif berolahraga dan punya kepedulian terhadap pola makan sehat. Mereka bereksperimen dengan bahan-bahan alami untuk menciptakan menciptakan panganan praktis dalam bentuk sederhana yang mampu menciptakan energy tinggi sehingga dapat meningkatkan performa mereka di lapangan. Saat meng-uji-cobakan produk mereka kepada sesama rekan atlet, kabar tentang makanan baru ini menyebar. Dengan cepat, energy bar menjadi santapan populer bagi para atlet yang hendak bertanding.



Energy bar dianggap cukup efektif sebagai makanan pengganti. Dengan perut yang tak terlalu penuh atau kenyang, Anda masih bertenaga untuk melakukan berbagai aktivitas. Bentuknya yang pratis pun sangat memudahkan dibandingkan dengan seporsi makanan biasa yang tentu tak selalu bisa dimakan sambil lalu. Dalam konidisi terburu-buru, Anda tinggal 'menyambar' sebatang energy bar, kunyah, dan kenyang. Keuntungan lain, Energy Bar relatif mudah dicerna.


Dengan segala keunggulannya, energy bar tampaknya memang cukup sempurna sebagai makanan pengganti: mudah dibawa-bawa, kandungan nutrisinya lengkap, dan enak. Tak heran bila banyak pula yang memanfaatkan energy bar untuk membantu mengendalikan bobot tubuh.


Umumnya, energy bar terdiri dari 70% karbohidrat, 20% protein, dan 10% atau kurang kalorinya berasal dari lemak. Karbohidrat, dikenal sebagai sumber tenaga bagi tubuh. Seorang atlet, misalnya, membutuhkan 60-70% kalori dari karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energy selama berlatih maupun bertanding. Sayangnya, kapasitas tubuh untuk menyimpan bahan bakar tidak terlalu besar. Karena itu energy bar yang tinggi karbohidrat bisa berfungsi sebagai pengisi ulang bahan bakar bagi kerja otot-otot tubuh.



Sedangkan protein pada makanan batangan ini membantu tubuh melindungi jaringan otot. Begitu juga dengan kandungan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk memelihara jaringan otot. Dalam perkembangannya, energy bar pun kini diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral . Vitamin B, misalnya, dibutuhkan untuk memproses makananmenjadi energi. Vitamin lain yang sering kali dibubuhkan ke energy bar biasanya meliputi vitamin C, E, B3, B6, B2, B1, B12, dan asam folat. Sementara mineral yang disertakan di sepotong energy bar umumnya adalah kalsium, magnesium, atau zat besi.

Berisiko Menggemukkan
Meski tampaknya 'Sempurna' tidak semua ahli nutrisi sepakat soal manfaat energy bar. Bonnie Libman, director of nutrition di Center for Science misalnya, menyatakan bahwa energy bar, bila tidak dimanfaatkan dengan tepat akan mirip dengan 'fortified junk food'. Menurutnya, sebagian orang tidak menyadari bahwa energy bar sama saja dengan makanan lain, yang mengandung kalori dan bisa menambah berat badan. Bayangkan, makan sebatang energy bar berarti juga memasukan sekitar 200 kalori tambahan ke tubuh.



Bukan itu saja, studi di Ohio State University, yang membandingkan 2 merk energy bar populer mendapati bahwa salah satunya ternyata tidak secara signifikan menunjukan peningkatan kadar gula darah sehingga cukup untuk mem-boost tenaga dan ketahanan seorang atlet. Sebaliknya, efek energy bar malah seperti permen, yang meningkatkan kadar gula darah dengan cepat lalu diikuti dengan penurunan yang cukup tajam.

Padahal, teorinya, energy bar harus bisa lebih baik atau lebih stabil melakukan peningkatan dan penurunan kadar gula darah daripada permen biasa, begitu menurut Steve Hertzler, associate profesor dari Ohio State University. Dalam Journal of the American Dietetic Association, Hertzler mengungkapkan bahwa komposisi nutrisi pada energy bar akan sangat berpengaruh tergadap peningkatan kadar gula darah dan penyediaan tenaga.

Penelitian yang dilakukan Hertzler memang berupaya untuk mengetahui sejauh mana energy bar bisa berpengaruh terhadap cadangan glukosa dalam darah. Glukosa merupakan penyedia enerji untuk sel-sel tubuh. Sel-sel darah merah dan sel-sel pada sebagian besar otak, misalnya, mendapatkan tenaganya dari glikosa.



Lewat studinya, Hertzler tampaknya bermaksud meningkatkan pengguna energy bar untuk pandai-pandai memilih. Atlet atau siapa pun yang akan melakukan pertandingan atau aktivitas dengan event pendek dan ingin secara cepat bertenaga besar (misalnya, pelari jarak pendek) bisa memanfaatkan energy bar dengan kandungan karbohidrat tinggi. Tapi seorang atlet atau mungkin Anda yang memerlukan persediaan tenaga dan tahanan fisik untuk jangka waktu lebih lama, mungkin lebih cocok memilih energy bar dengan 'karakter' lain, misalnya yang kadar karbohidratnya sedang-sedang saja.

Jangan tinggalkan sayur & buah 
Ada beberapa macam energy bar: ada yang kandungan utamanya karbohidrat dan gula, yang merupakan karbohidrat sederhana sehingga lebih mudah dicerna dan langsung secara cepat menghasilkan tenaga. Energy bar macam ini biasanya juga membuat Anda lebih cepat lapar lagi. Ada juga jenis energy bar yang tinggi kadar proteinnya dan sebagian besar merupakan karbohidrat kompleks. Umumnya energy bar macam terbuat dari Whole grains. Dengan kandungan karbohidrat kompleks ini persediaan tenaga Anda akan bertahan lebih lama.



Kadang kala meski menyebut dirinya energy bar, makanan batangan tersebut berkandungan gula sangat tinggi, hampir sama tingginya dengan coklat atau biskuit. Karena itu, Heidi Reichenberger, R.D., dari American Dietetic Association menyatakan, untuk hasil yang optima, pilih energy bar dengan 'kriteria' berikut: setidaknya, kandungan lemaknya tidak lebih dari 7gram, mengandung 10gram protein, sekitar 25gram karbohidrat dan yang mengandung serat. Pilih energy bar yang kalorinya tidak lebih dari 220 kalori. Energy bar yang mengandung lebih dari 220 kalori dan lebih dari 16gram gula hampir sama saja dengan permen biasa. Anda akan dengan mudah ketambahan kalori yang cukup  besar yang pada tahap berikutnya meningkatkan bobot tubuh.

Menurut spesialis obesitas San Fransisco, Dr. Melina Jampolis, salah satu kesalah-kaprahan umum dalam mengkonsumsi energy bar adalah bila energy bar dengan cara dan alasan yang salah. Misalnya, energy bar dianggap sebagai menu tambahan dalam pola makan sehari-hari. Atau energy bar tidak dianggap sebagai pengganti tapi dimakan sebagai cemilan. Apalagi bila kerap dikonsumsi oleh Anda yang bukan termasuk orang yang aktif berolahraga. Praktisnya, untuk apa menyimpan cadangan tenaga dengan konsumsi energy bar bila tidak dipergunakan?



Di luar manfaat dan kepraktisannya, energy bar juga tidak di anjurkan begitu saja untuk menggantikan makanan 'wajib' lain seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Meski ada yang mengandung serat, energy bar tidak mengandung phytochemical dan nutrisi khas yang dimiliki buah-buahan dan sayuran. Lebih baik jadikan energy bar sebagai makanan pengganti di saat yang paling tepat. Yah, kira-kira seperti atlet yang perlu bergerak tangkas dengan kondisi perut yang tidak terlalu kenyang. Di luar itu, tampaknya Anda mesti bijak dan terampil mengatur waktu, kapan mengunyah energy bar, kapan mengunyah makanan dengan porsi dan bentuk yang normal.